Selasa, 05 Juli 2011

JALAN RAYA (Acces ke jalan utama)

Pada bulan Juli tahun 1975, Moan Sareng, Moan Joseph, Moan Pamong Kasianus, Moan Guru Theodorus, Moan Abraham, Moan Hendrik Pedor, Moan Petrus Woda, Moan Wena. Moan Mateus Hitong, Moan Goris Gewar, Moan Lusi, Moan Bero dan didukung penuh oleh tokoh muda kala itu, (Laurensius Ledang, Paulus Gesok, Wisen Joseph, Willibrodus, Simplysius Geban dll). telah meletakan tonggak pembangunan Ruas Jalan Wegok Watublapi. Untuk pertama kalinya mereka secara gotong royong bersama masyarakat Dusun Wegok lainnya membangun ruas jalan ini. Berikut ini uraian pengerjaannya :
---------------------------------------------------------------
Laurensius Ledang  dan Rabat Jalan oleh Pemerintah

Sebelum tahun 1975 access masyarakat Wegok keluar sangatlah sulit, jalan sepanjang 4 km hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki atau berkuda. Hal ini terjadi karena ruas jalannya yang sempit dan medan yang mendaki, bahkan diberapa titik kemiringan tanah mencapai 75 derajat.Pada Tahun 1975 dengan disponsori oleh beberapa tokoh masyarakat kala itu, seperti Moan Sareng, Moan Joseph, Moan Pamong Kasianus, Moan Guru Theodorus. Moan Petrus Woda, Moan Hendrik Pedor,Moan Wena. Moan Mateus Hitong, dan didukung penuh oleh tokoh muda kala itu, (Ledang, Paulus Gesok, Wisen Joseph, Willibrodus, Simplysius Geban dll). membangun jalan raya menuju jalan utama di Watublapi. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan mutu jalan ini ke berbagai pihak, bahkan mendiang mantan Bupati Sikka, Alm. Laurens Say di akhir masa jabatannya ikut memegang pacul bersama P. Bako Parera, SVD menggali jalan yang kala itu sedang diperjuangkan oleh masyarakatnya sendiri.

Rabat oleh Pemerintah
Situasi sulit seperti ini berlangsung hingga tahun 2000. Pada pertengahan tahun 2000, seiring dengan masuknya NTA (Nusa Tenggara Association), sebuah LSM Australia di Kabupaten Sikka Jalan inipun ikut menjadi fokus perhatian mereka. Bekerja sama LSM Lokal, YPMF, Jalan inipun mulai ditingkatkan mutunya. Pembagian peran sangat jelas disini, NTA sebagai penyandang dana, YPMF sebagai pengelola dana dan Masyarakat sebagai pelaksana dilapangan. Sedangkan upah kerja nol rupiah alias swadaya.
Titik demi titik mulai dikerjakan, meter demi meter mulai dirabat beton sedangkan fokus pengerjaan pada tahap pertama adalah pada titik-titik yang berat dan rawan kecelakaan.
Alhasil Ruas Jalan Wegok semakin hari semakin baik mutunya, acces masyarakat Wegok ke jalan utama sudah semakin terbuka, terutama pada musim hujan mereka tidak lagi membawa sanak keluarganya yang sakit ke Rumah Sakit dengan memikul atau tandu, (sering pasien meninggal di jalan) tetapi kini mereka bisa lakukan dengan cara menyewa motor ojek atau angkutan umum lainnya. Tidak hanya itu acces mereka akan air bersih semakin mudah terutama pada musim kemerau, mereka bisa menyewa Mobil Tanki untuk mensuply air bersih bagi mereka. Sedangkan dari sudut ekonomi masyarakat Wegok dapat dengan mudah membawa hasil panen mereka ke pasar terdekat atau ke kota untuk dijual.

Dengan dipilihnya Drs. Sosimus Mitang dan dr. Wera Damianus sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sikka periode 2008-2013, angin segar seolah-olah bertiup kencang ke arah Wegok dan sekitarnya, Sang Bupati akhirnya mendengarkan keluhan masyarakat Wegok pada umumnya. Kini Ruas Jalan sepanjang 4 km ditingkatkan mutunya, dirabat beton seluruhnya, tidak hanya itu namun seiring dengan pengerjaan jalan, tiang listrik PLN pun mulai ditanam, hingga Kampung Wegok menjadi lebih terbuka dan terang benderang oleh aliran listrik PLN. (alfred)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar