Lepo Gesok dan Warisan Keron kepada Surat |
Guru Theodorus, Putra Sulung Surat dan Istrinya Maria Germina |
Setelah beberapa tahun kemudian Bitong berkenalan dengan seorang dara cantik, Du'a Glengan, putri Moan Gogu dari Lepo Gogu dan Du'a Woga dari Lepo 'Lora Hewokloang dan berhasil menjalin tali cinta bersamanya. Mereka akhirnya menikah dan melahirkan 2 orang anak perempuan, Tali dan Pare serta 3 anak laki-laki, Lero, Surat dan Marung.
Namun setelah kelima anak mereka beranjak dewasa, Glengan kemudian diperistri oleh Deteng dari Lepo Buwun Gajon secara tidak syah. karenanya, Deteng harus membayar denda adat atas tuduhan merampas istri Bitong. Deteng kemudian menggadaikan sebidang tanah di Koja Deler, Dusun Wegok dengan satu batang Gading dari keluarga Bapa di Ihigetegera, untuk denda adat ini. Dari hasil hubungannya dengan Deteng, Glengan kemudian melahirkan satu orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan, yang diberi nama Panus dan Juli. Kedua anak ini kemudian diakui oleh Bitong sebagai anaknya sendiri. Namun setelah Bitong meninggal, Glengan kembali hidup bersama Deteng secara syah.
Dalam perjalanan Sareng akhirnya menikah dengan Keron dari Lepo Gesok, namun tidak memiliki anak. Maka kemudian Sareng dan Keron pergi menghadap Bitong dan meminta Surat untuk diangkat secara adat , "Wihi Tai Temo Dulak, menjadi anak mereka yang syah.
Untuk itu keluarga Lepo Gesok harus memberi sejumlah belis sebagai ikatan syah atas masuknya Surat kedalam keluarga Lepo Gesok. Kemudian keluarga Gesok (Lado, Sina. Nuba dan Keron bersama Sareng) pergi menghadap Bitong dan keluarga Puho dengan membawa satu ekor Kuda Jantan dan Kalung emas, namun kemudian Kalung Emas ini oleh Orang Puho di tolak, maka mereka menggantinya dengan satu pasang Gelang Gading Kebesaran (Mone).
Untuk itu keluarga Lepo Gesok harus memberi sejumlah belis sebagai ikatan syah atas masuknya Surat kedalam keluarga Lepo Gesok. Kemudian keluarga Gesok (Lado, Sina. Nuba dan Keron bersama Sareng) pergi menghadap Bitong dan keluarga Puho dengan membawa satu ekor Kuda Jantan dan Kalung emas, namun kemudian Kalung Emas ini oleh Orang Puho di tolak, maka mereka menggantinya dengan satu pasang Gelang Gading Kebesaran (Mone).
Wihi Tai Temo Dulak atau disebut Wihi e Inat Tait, Temo e Amat Dulak memiliki makna yang sangat kuat, ini berarti Surat lahir ke dunia oleh hubungan suami istri dari Keron dan Sareng. Dengan demikian maka segala hak dan wewenang Keron dalam Lepo Gesok harus menjadi hak anaknya, dalam hal ini Surat.
wowww,, keren oom baru tw sejarah kampung qw,
BalasHapussalam sekampung oom wem,,
thanx akan commentnya, tinggal dimana nh?
BalasHapusinspiratif.......
BalasHapusagain thanx
Hapus